Imbas Demo di DPR, Perjalanan KRL Tanah Abang Terhambat dan Hanya Sampai Kebayoran

Imbas Demo di DPR, Perjalanan KRL Tanah Abang Terhambat dan Hanya Sampai Kebayoran – Aksi demonstrasi yang berlangsung di depan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, berdampak langsung pada operasional kereta rel listrik (KRL) lintas Rangkasbitung – Tanah Abang. Akibat situasi keamanan yang harus dijaga, perjalanan KRL dari arah Rangkasbitung tidak bisa mencapai Stasiun Tanah Abang, dan hanya berakhir di Stasiun Kebayoran.

Kondisi ini menimbulkan dampak signifikan bagi para pengguna transportasi publik, khususnya pekerja komuter yang setiap hari mengandalkan jalur KRL menuju kawasan pusat bisnis Jakarta.


Dampak Demo di DPR terhadap Perjalanan KRL

Menurut keterangan resmi dari pihak PT KAI Commuter, perubahan operasional ini dilakukan demi menjaga keselamatan dan keamanan penumpang. Saat terjadi aksi massa, akses menuju Tanah Abang terhambat sehingga perjalanan kereta dihentikan di Kebayoran.

Langkah ini merupakan prosedur standar ketika terdapat gangguan keamanan di sekitar jalur kereta atau stasiun strategis. PT KAI Commuter menegaskan bahwa keselamatan penumpang adalah prioritas utama, meskipun keputusan tersebut menimbulkan ketidaknyamanan.


Keluhan Penumpang KRL

Banyak penumpang yang biasanya turun di Tanah Abang merasa kesulitan karena harus mencari transportasi alternatif dari Kebayoran menuju tempat tujuan.

Seorang penumpang bernama Rina (32), karyawan swasta yang bekerja di kawasan Sudirman, mengaku kecewa karena perjalanan menjadi lebih panjang dan mahal.

“Biasanya saya turun di Tanah Abang lalu lanjut naik TransJakarta. Tapi hari ini harus turun di Kebayoran, jadi harus pesan ojek online. Biayanya jadi dobel,” keluhnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Budi (45), pekerja asal Serpong.

“Kami paham ini untuk keamanan, tapi semoga ada bus pengganti atau shuttle agar penumpang tidak terlalu repot,” ujarnya.


Upaya KAI Commuter Mengantisipasi

PT KAI Commuter berupaya memberikan informasi real-time kepada penumpang melalui aplikasi KRL Access, media sosial, serta pengumuman di stasiun. Hal ini penting agar penumpang bisa segera menyesuaikan perjalanan mereka.

Terkait :  Bupati Pelalawan Apresiasi Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan dalam Panen Raya Jagung 15 Ton, Dorong Swasembada Pangan Nasional

Selain itu, pihak KAI Commuter juga berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan Dishub DKI Jakarta untuk memastikan keamanan serta menyiapkan rekayasa lalu lintas di sekitar stasiun.


Peran Stasiun Kebayoran Sebagai Titik Transit

Dengan berhentinya perjalanan KRL di Stasiun Kebayoran, stasiun ini menjadi titik transit utama. Banyak penumpang kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan ojek online, angkot, maupun bus kota.

Stasiun Kebayoran yang terletak di Jakarta Selatan memang cukup strategis karena memiliki akses ke berbagai moda transportasi lain. Namun, kapasitas stasiun menjadi padat karena menampung penumpang dari arah Rangkasbitung, Serpong, hingga Parung Panjang.


Sejarah dan Peran KRL Lintas Rangkasbitung – Tanah Abang

Jalur KRL Rangkasbitung – Tanah Abang adalah salah satu rute paling sibuk di Jabodetabek. Setiap harinya, ribuan pekerja komuter dari Banten dan Tangerang menggunakan jalur ini untuk mencapai pusat kota Jakarta.

Terkait :  Penutupan Tol Dalam Kota Arah Semanggi-Slipi Imbas Demo di Sekitar DPR, Lalu Lintas Jakarta Macet Total

Stasiun Tanah Abang sendiri memiliki peran penting karena menjadi hub yang menghubungkan berbagai jalur KRL, serta dekat dengan pusat perdagangan dan perkantoran. Oleh karena itu, gangguan perjalanan ke Tanah Abang sangat terasa dampaknya bagi mobilitas warga.


Imbas Ekonomi dan Sosial

Gangguan perjalanan KRL akibat demo tidak hanya berdampak pada mobilitas individu, tetapi juga ekonomi kota. Banyak pekerja yang datang terlambat ke kantor, sementara pedagang di kawasan Tanah Abang mengalami penurunan jumlah pembeli karena akses transportasi terganggu.

Bagi sektor transportasi online, kondisi ini justru menambah permintaan. Namun, bagi masyarakat pengguna transportasi publik, biaya perjalanan menjadi lebih tinggi.


Solusi Jangka Pendek dan Panjang

Dalam menghadapi situasi seperti ini, beberapa solusi bisa diterapkan:

  1. Penyediaan Shuttle Bus
    Dishub DKI bisa menyediakan bus pengganti dari Kebayoran ke Tanah Abang ketika KRL tidak bisa beroperasi penuh.

  2. Peningkatan Informasi Digital
    Aplikasi KRL Access perlu terus diperbarui dengan notifikasi real-time agar penumpang bisa cepat mengambil keputusan.

  3. Pengaturan Lalu Lintas Lebih Baik
    Saat ada demo di DPR, rekayasa lalu lintas harus segera dilakukan untuk memastikan akses transportasi tidak sepenuhnya lumpuh.

  4. Perencanaan Infrastruktur Jangka Panjang
    Pemerintah dapat mempertimbangkan jalur alternatif atau underpass khusus KRL yang tidak terpengaruh langsung oleh aksi massa di jalur protokol.

Terkait :  DPR Rampungkan Pembahasan RUU Haji dan Umrah, Pandangan Pemerintah Akan Disampaikan Besok

Harapan Penumpang

Sebagian besar penumpang memahami alasan keamanan di balik pembatasan perjalanan ini, namun mereka berharap ke depan ada antisipasi lebih baik agar kenyamanan tetap terjaga.

“Kami paham kalau ada demo, keamanan jadi prioritas. Tapi jangan sampai rakyat kecil yang tiap hari naik KRL jadi korban kesulitan,” kata Dian, seorang pekerja kantoran dari Tigaraksa.


Kesimpulan

Aksi demo di Gedung DPR RI kembali menunjukkan betapa rentannya sistem transportasi publik ibu kota terhadap dinamika politik dan sosial. Keputusan PT KAI Commuter untuk membatasi perjalanan KRL hingga Kebayoran memang tepat dari sisi keamanan, namun menimbulkan tantangan besar bagi ribuan penumpang.

Diperlukan kerjasama antara pemerintah, operator transportasi, dan aparat keamanan untuk memastikan bahwa transportasi publik tetap bisa diandalkan meski terjadi situasi darurat. Dengan begitu, warga tidak perlu khawatir setiap kali ada aksi massa yang berpotensi mengganggu perjalanan mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *