Gerindra Cabut KTA Immanuel Ebenezer, Tegaskan Bukan Kader Usai Jadi Tersangka KPK – Partai Gerindra menegaskan posisi Immanuel Ebenezer atau Noel usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan pemerasan sertifikasi K3 di Kementerian Ketenagakerjaan.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani Sugiono, memastikan bahwa Noel bukan kader resmi Gerindra, melainkan hanya anggota administratif.
Dengan status hukum yang menjeratnya, Sugiono menegaskan bahwa Kartu Tanda Anggota (KTA) Noel akan segera dicabut.
Perbedaan Kader dan Anggota di Gerindra
Menurut Sugiono, kader partai adalah mereka yang sudah mengikuti program kaderisasi formal, yang mencakup jenjang pendidikan politik, pembinaan, dan uji loyalitas.
Sementara anggota hanya mereka yang mendaftar secara administratif dan memperoleh KTA.
Noel Hanya Anggota Administratif
“Noel itu bukan kader, beliau belum pernah ikut proses kaderisasi Gerindra. Beliau hanya anggota, dan status itulah yang dipakai untuk maju di Pemilu 2024. Sekarang, KTA-nya akan segera kami cabut,” ujar Sugiono.
Dampak Penetapan Tersangka oleh KPK
Langkah ini sejalan dengan keputusan Presiden Joko Widodo yang mencopot Noel dari jabatannya sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan.
KPK menetapkan Noel sebagai tersangka dugaan pemerasan terhadap perusahaan dalam pengurusan sertifikasi K3.
Reaksi Petinggi Gerindra
Ketua Harian Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menambahkan bahwa Noel selama ini tidak pernah aktif di kegiatan partai. Meski pernah maju caleg, statusnya hanya administratif.
“Dengan status tersangka, kami akan segera mencabut keanggotaannya,” tegas Dasco.
Sikap Tegas Gerindra dalam Menjaga Integritas
Gerindra menilai kasus Noel harus jadi pelajaran bagi partai politik agar lebih ketat dalam pencalegan.
Dengan pencabutan KTA, Gerindra ingin menunjukkan bahwa partai tidak memberikan toleransi terhadap anggota yang bermasalah hukum, apalagi terkait korupsi.
Arahan Prabowo Subianto
Ketua Umum sekaligus Presiden terpilih, Prabowo Subianto, disebut memberi arahan agar setiap kasus yang merugikan nama baik partai segera ditangani dengan tegas.
Langkah cepat ini dinilai publik sebagai upaya menjaga reputasi partai.
Dampak Kasus Noel untuk Dunia Politik
Kasus Noel membuka mata publik soal lemahnya sistem pencalegan di Indonesia.
Banyak partai politik dinilai masih memberi ruang bagi tokoh yang hanya bermodalkan syarat administratif tanpa proses kaderisasi yang matang.
Noel Kehilangan Posisi Politik
Bagi Noel, kasus ini menjadi pukulan telak. Ia dicopot dari jabatan Wamenaker, kehilangan keanggotaan Gerindra, dan kini harus menghadapi proses hukum.
Dari aktivis yang dulu vokal, kini posisinya terjepit dalam pusaran kasus korupsi.
Momentum Perbaikan Partai Politik
Ke depan, Gerindra dan partai lain diharapkan memperketat mekanisme kaderisasi.
Pencalegan harus didasarkan pada integritas, loyalitas, dan kapasitas, bukan sekadar administratif.
Pesan Moral untuk Publik
Dengan mencabut keanggotaan Noel, Gerindra ingin menegaskan bahwa partai ini tidak akan jadi tempat berlindung bagi tersangka korupsi.
Pesan ini diharapkan mampu meningkatkan kembali kepercayaan publik pada politik nasional.
Kesimpulan
Kasus Noel tidak hanya menjadi urusan pribadi, tetapi juga menjadi ujian bagi partai politik dalam menjaga integritasnya.
Gerindra telah mengambil langkah tegas dengan mencabut keanggotaannya. Kini, publik menanti bagaimana KPK menuntaskan kasus ini dan bagaimana partai politik lain belajar dari peristiwa tersebut.